Wednesday, September 30, 2020

Budaya timur terkadang membuat kita merasa malu dan tidak nyaman jika pencapaian kita dipuji atau dikagumi orang lain. Lalu muncul kalimat seperti “ah kebetulan saja kok.., saya baru mulai.., masih perlu banyak belajar.., yang lebih hebat masih lebih banyak.., aku mah apa atuh”. Dan masih banyak kalimat senada lainnya. 

Jika kita cermati, kalimat diatas sebenarnya cenderung mencerminkan rendah diri. Merasa diri tidak pantas akan pencapaian dan pujian. Bisa jadi niatnya agar tidak sombong atau takabur. Mungkin maksudnya ingin menunjukan rendah hati, namun pemilihan katanya kurang tepat. Secara psikologis dan neuroscience ternyata tindakan ini bisa berakibat buruk bagi diri kita.

Teori hukum alam tentang energi menyatakan bahwa, apa yang kita pikirkan, rasakan dan ucapkan akan direspon oleh alam. Dan kembali kepada diri kita sendiri dengan intensitas energi yang dua kali lebih besar. 

Pikiran akan mempengaruhi perasaan, perasaan akan mempengaruhi pilihan kata dan kalimat yang kita ucapkan. Lalu kalimat yang terucapkan akan semakin menguatkan perasaan dan membenarkan pikiran kita. Dan begitu seterusnya proses pembentukan perilaku pada diri kita. 

Rendah diri cenderung memilih kalimat yang “menolak pujian” dan melemahkan diri. Sedangkan rendah hati cenderung memilih kalimat syukur dan memberdayakan. 

Kita perlu mensyukuri setiap pencapaian dan review apa yang bisa kita lebih tingkatkan. Pencapaian yang kita anggap biasa saja, bisa jadi inspirasi bagi orang lain, maka berbagilah. InsyaAllah energi positif akan kembali kepada kita dengan intensitas yang berlipat ganda, aamiin. 

Wallahualam

0 comments:

Post a Comment