Masa krisis Covid-19 adalah saat yang sangat tepat untuk BUILDING BRAND selagi
kompetitor kebingungan untuk SURVIVE. Kuncinya ada dua, yaitu:
Pertama, JANGAN IKUT-IKUTAN PANIK, jernih berpikir dan pegang prinsip WEI-JI: dalam setiap KRISIS selalu ada PELUANG.
Kedua, BE THE FIRST. Melakukan aksi yang pertama adalah hal terpenting dalam setiap BRAND BUILDING. Ketika menjadi YANG PERTAMA, maka Anda akan diingat. Namun bagitu Anda menjadi yang ke-2, ke-3, or ke-10 maka tak satupun orang melirik Anda.
Pertama, JANGAN IKUT-IKUTAN PANIK, jernih berpikir dan pegang prinsip WEI-JI: dalam setiap KRISIS selalu ada PELUANG.
Kedua, BE THE FIRST. Melakukan aksi yang pertama adalah hal terpenting dalam setiap BRAND BUILDING. Ketika menjadi YANG PERTAMA, maka Anda akan diingat. Namun bagitu Anda menjadi yang ke-2, ke-3, or ke-10 maka tak satupun orang melirik Anda.
Hal baiknya masyarakat saling bahu-membahu, tolong menolong dan
menyatukan langkah untuk memerangi Covid-19. Bencana Covid-19 telah membentuk masyarakat yang
PEDULI: Full of LOVE, EMPATHY, and COMPASSION. Kita menyebutnya sebagai GIVING SOCIETY. Inilah saatnya BRAND MAKING IMPACT. Memberi
solusi di tengah masyarakat yang sedang kesusahan. So, MISSION atau REASON FOR BEING setiap Brand di tengah berkecamuknya wabah Covid-19 harusnya
adalah: MAKING IMPACT thru SOLUTION.
Berikut 5
PRINSIP STRATEGI yang harus dilakukan brand dalam memanfaatkan MOMENTUM krisis
Covid-19:
Prinsip
Pertama, EMPATHY will touch customer's deepest heart. Win your customer with
LOVE and COMPASSION. Gampangnya,
Brand harus menunjukkan KEPEDULIAN dan EMPATI. Brand harus merasakan kesulitan yang
dialami masyarakat dan
menunjukkannya dengan ACTION kongkrit. Strategi EMPATI adalah alat paling ampuh untuk memenangkan
hati masyarakat. Empati akan menciptakan AWARENESS dan ATTENTION. Louis Vuitton, produsen barang-barang
super-mahal, mengubah fasilitas produksinya untuk membuat masker untuk menutup
kebutuhan yang melonjak selama wabah.
Prinsip Kedua,
Brand is a CORPORATE CITIZEN, not just an ECONOMIC ANIMAL. Be RESPONSIBLE. Brand tak hanya sekedar entitas pencetak laba
(ECONOMIC ANIMAL) tapi juga warga negara yang baik (CORPORATE CITIZEN) dan selalu peduli dengan
masalah-masalah sosial. Oleh
karenanya, Brand harus memainkan fungsi BISNIS dan fungsi SOSIAL secara
TERINTEGRASI. Contohnya
FedEX menunjukkan tanggung jawab sosialnya dengan tetap melakukan perjalanan ke China untuk mengantarkan bantuan medis dan perlengkapan kesehatan.
Prinsip Ketiga,
USEFUL BRAND creates SOCIAL BENEFIT, not just business one. Usefulness leads to
REPUTATION. Brand
haruslah memberikan KEMANFAATAN, tak melulu kemanfaatan BISNIS tapi juga
kemanfaatan SOSIAL. Rahmatan Lil Alamin: brand harus menjadi rahmat bagi umat
manusia dan alam semesta. Contohnya GoPlay yang telah memainkan strategi
ini dengan memberikan free access selama beberapa hari untuk mendukung gerakan #dirumahaja sebagai langkah pencegahan
penyebaran virus.
Prinsip
Keempat: It's time to GIVE. The more we GIVE, the more we GET. Di kala krisis dimana banyak orang yang membutuhkan, memberi bisa menjadi sesuatu yang
IMPACTFUL untuk brand building. "Semakin banyak memberi semakin banyak
pula yang kita dapat. Wardah
menyumbang Rp. 40
Milyar untuk melawan Covid-19 dan langsung menjadi tranding topic. Kenapa? Karena
dia yang pertama sebelum yang lain melakukannya. Ingat, BE THE FIRST.
Prinsip
Kelima: Be part of SOLUTION. It spread the AUTHENTIC ADVOCACY. Artinya, Brand harus menempatkan pemecahan masalah
ekonomi, sosial, dan
lingkungan sebagai "REASON FOR BEING" dari operasinya. Jika brand mampu menyelesaikan masalah sosial maka brand bisa
menciptakan PENGIKUT dan DIBELA mati-matian secara tulus oleh konsumen.
SOLUTION creates CONSUMER ADVOCACY. Ruangguru, Halodoc bergerak cepat memberikan solusi dengan
menggratiskan layanannya. Langkah solutif ini akan menciptakan AUTHENTIC
FOLLOWERS dan
AUTHENTIC ADVOCACY di kalangan konsumen.
Ok, itu adalah
5 PRINSIP STRATEGI branding di masa krisis Covid-19. Berikutnya adalah 3 TAKTIK Komunikasinya.
Adanya Social
Distancing memaksa masyarakat untuk jaga jarak dan menghindari keramaian. Akibatnya masyarakat
memilih berdiam diri di rumah. Alhasil,
komunikasi dengan konsumen di masa krisis dapat dilakukan dengan 3 TAKTIK Komunikasi.
Taktik Pertama,
GO DIGITAL. Komunikasi harus dilakukan secara digital. Itu sebabnya Covid-19
menandai datangnya RENAISSANCE OF DIGITAL ADAPTION. It's time to GO DIGITAL. Loket.com memanfaatkan krisis
wabah dengan GO DIGITAL di tengah dilarangnya konser/pertunjukan dengan
menawarkan event-event dalam versi online.
Taktik Kedua,
GO EFFICIENT. Di tengah krisis setiap perusahaan tentu mengalami kesulitan cash/revenue. Karena itu brand harus
secara SMART & CREATIVE dengan sesedikit mungkin mengeluarkan biaya. Contohnya, Grab memaksimalkan fitur GrabMart
dan GrabGroceries untuk
membantu konsumen berbelanja dan mengakomodasi Mitra yang “nganggur” akibat
kebijakan Social Distancing
Taktik
Ketiga, GO MOVEMENT. Bencana Covid-19 melahirkan rasa senasib-sepenanggungan.
Ini menciptakan tujuan bersama (COMMON GOAL) untuk melawannya. Oleh karenanya, GERAKAN BERSAMA adalah alat
branding yang paling IMPACTFUL untuk mendorong masyarakat/komunitas melakukan
aksi melawan Covid-19 Create COMMON GOAL. Create COMMON ENEMY and drive
customers to MOVE. Najwa Shihab dan Narasi TV misalnya, bersama para
musisi membuat gerakan Konser Musik #dirumahsaja untuk menggalang dana penanganan Covid-19.
Sebagai
kesimpulan, Covid-19 bukanlah semata GREAT DESASTER tapi juga GREAT CORRECTOR Yaitu koreksi terhadap cara
kita berbisnis. Brand tidak bisa lagi SELFISH dan tak peduli dengan masalah
sosial yang menerpa masyarakat lingkungannya.
Every brand
must be an EMPATHIC BRAND.
Ini adalah
keharusan baru. Ini
adalah KENORMALAN BARU.
Salam Sukses Penuh Keberkahan
Certified Business Coach
Business Owner Advisor
*sumber: kultwit @yuswohady
0 comments:
Post a Comment