Saya awali dengan
idiom “Customer is the King” alias Pelanggan adalah Raja, arti bebasnya
kira-kira Pelanggan selalu benar dan karena Raja maka harus dipuaskan. Karena
sekali kecewa, pelanggan bisa dengan mudahnya berpaling hati kepada toko
sebelah.
Tidak ada yang
salah dengan pendapat lawas ini, namun jika kita melihat lebih luas lagi. Dalam
bisnis, siapakah yang memiliki kekuasaan berkeputusan? Internal atau external
bisnis? Maka kita akan sepakat bahwa yang paling memiliki kekuasaan atas
keputusan adalah internal bisnis alias owner dan tim bisnis.
Hampir dipastikan
setiap bisnis (khususnya UMKM) lazimnya memiliki keterbatasan, diantaranya
adalah keterbatasan resource berupa modal, sumber daya manusia dan tentunya
waktu. Resource yang serba terbatas ini menuntut kita lebih efisien
dalam bekerja dan memilih strategi. Diantaranya saat menentukan segmen market/customer.
Secara umum, mustahil kita bisa menyenangkan setiap orang karena keterbatasan diatas tadi. Sedangkan disisi lain kita harus memuaskan konsumen (buyer) sehingga mau terus membeli menjadi pelanggan (customer).
Sehingga dengan
kenyataan bahwa sumber daya kita serba terbatas, dan kita tidak bisa memuaskan
semua orang, maka kita sebagai pebisnis perlu memilih segmen market/customer
mana yang kita jadikan sasaran terlebih dahulu.
Jika produk/jasa
kita premium, maka segmen customer atas yang kita bidik.
Jika produk/jasa
kita middle, maka segmen customer menengah yang kita sasar.
Jika produk/jasa
kita lower, maka segmen customer bawah yang kita targetkan.
Beda segmen tentu
akan beda penawaran produk/jasanya, beda pula harga dan bisa jadi kualitasnya.
Suatu hal yang sulit kita raih jika kita inginkan semuanya, sehingga kita perlu fokus
terhadap segmen pasar yang memang jadi target utama bisnis kita. Fokus pada segmen
market spesifik itu sangat perlu, khususnya bagi startup bisnis yang serba
terbatas sumber dayanya.
Dalam penyusunan
Business Model Canvas, hal pertama yang ditetapkan adalah Customer Segmen.
Jelas bahwa kita perlu memilih dan menentukan siapa saja target Customer
produk/jasa kita sejak awal bisnis dimulai.
Padahal BMC ini adalah tools yang sangat powerful dan sangat dinamis, bisa diubah sesuai dengan kondisi. Nah silahkan cari form BMC yg pernah Anda buat dan cek ulang, apakah masih relevan dengan kondisi krisis seperti saat ini?
Nah karena kita telah memilih siapa Customer bisnis kita, maka menjadi kewajiban kita untuk memahami dengan baik apa yang dibutuhkan Customer yang telah kita pilih tersebut. Pelajari dengan baik apa saja yang mereka butuhkan dan inginkan. Kenali apa saja kebiasaan dalam hidupnya sehingga kita paham benar dengan Customer yang kita pilih tersebut. Dan pada akhirnya bisnis kitalah yang menjadi pilihan Customer.
Mana yang lebih
mudah, memahami semua segmen market/customer yang ada, atau memahami spesifik
market/customer yang kita telah pilih? Mana yang lebih mudah dipuaskan, semua
orang atau beberapa orang saja yang potensial menjadi customer loyal kita?
Dari uraian diatas sudah bisa mengambil kesimpulan dan akan melakukan hal baru?
berlanjut ke: Optimalisasi Database Customer di Era Krisis
Salam Sukses Penuh Keberkahan
Rully Bhaskara
Certified Business Coach
Business Owner Advisor
Nahla Coaching Firm
0 comments:
Post a Comment