Wednesday, February 17, 2016

Ada satu pertanyaan untuk Anda.


Ya, satu saja.


Perlukah mengikuti training? Seberapa perlu? Yang sebenarnya, jangankan manusia, anjing saja kalau diberi training, akan lebih baik derajatnya. Hm, apa iya? Mari kita bahas.


Ternyata, tak satupun dalil yang menyuruh kita benci atau anti sama anjing. Kadang, maaf, sebagian kita benci berlebihan terhadap anjing. Padahal, seorang mantan pelacur (sudah bertobat), pernah memberi minum pada anjing yang kehausan, lalu wanita ini dijanjikan surga. Kisah ini diriwayatkan dalam sejarah Islam dan Kristen.


By the way, yang sebenarnya, tak selamanya anjing itu dilarang. Kalau untuk berburu, menjaga, dan melacak, yah boleh-boleh saja (silakan lihat Al-Maidah 4). Yang penting, hindari saja liur dan najisnya.


Bahkan anjing yang diberi training atau terlatih, kalau berburu, maka buruannya boleh kita makan. Sampai segitunya? Iya. Selagi buruannya itu memang hewan yang halal dimakan, misalnya ayam, rusa, dan kelinci.


Perhatikan baik-baik. Jangankan manusia. Anjing saja, kalau di-training, lebih baik derajatnya ketimbang anjing yang tidak di-training alias tidak terlatih (cek lagi Al-Maidah 4). Yang mana, anjing yang terlatih, buruannya boleh kita makan. Sementara, anjing biasa, buruannya tidak boleh kita makan. 


Lha, anjing saja begitu, apalagi manusia. Itulah gunanya ikut training, hehehe. Pesan yang ingin saya sampaikan di sini adalah belajar. Kalau belajar, insya Allah lebih baik derajatnya ketimbang yang tidak belajar. Rezeki pun semakin mudah untuk dikejar. Belajar, inilah yang saya bahas ketika berseminar untuk petinggi PT Inka dan Askrindo Syariah beberapa waktu yang lalu.


Sekian dari saya, Ippho Santosa.

#salinbagi

0 comments:

Post a Comment