Thursday, December 8, 2016

Selama ini orang – orang selalu berpikir bahwa jatuh cinta hanyalah soal perasaan dan hati yang berbicara, tapi sadar ga sadar jatuh cinta itu juga merupakan kondisi ilmiah loh! Sebelum membahasnya lebih dalam, kuy kenalan dulu sama yang namanya 'hormon  adrenalin'. Hormon ini akan banyak bekerja kalau jantung seseorang lagi 'dag dug dug' dengan kenceng, misalnya pas lagi berpapasan dengan sang gebetan atau orang yang disuka.

Bila digambarkan dengan kata – kata, begini cara kerjanya. Saat seseorang lagi jatuh cinta dan kebetulan berpapasan dengan si doi, otaknya akan mengirim sinyal ke kelenjar adrenal. Kelenjar ini adalah tempat produksinya hormon seperti adrenalin, epinefrin, dan norepinefrin. Hormon ini pun nantinya akan dialirkan melalui aliran darah menuju jantung dan dampaknya, jatung berdenyut kencang dan kuat.

Salah satu research yang dilakukan oleh para peneliti Fischer mengamati otak seseorang yang sedang jatuh cinta. Dari pengamatan itu menunjukkan adanya aktivitas pada area otak yang memproduksi hormon bernama 'neurotransmitter dopamin'. Hormon ini memberikan efek perhatian terfokus, sikap memuja, energi, serta motivasi untuk memperoleh hidup yang lebih baik pada si pelaku. Oleh karena itu, jatuh cinta dianggap baik karena menjadikan seseorang termotivasi untuk memikirkan masa depan yang lebih baik.

Umumnya, ada 3 sistem otak yang terlibat dalam proses jatuh cinta, antara lain dorongan seksual, cinta, dan keterikatan. Dorongan seksual dipicu sama hormon testosteron, kalau cinta didorong sama hormon dopamin yang memicu fokus energi dan perhatian pada seseorang pada waktu tertentu. Sedangkan keterikatan didorong oleh oksitosin & vasopressin yang mendorong lahirnya toleransi, ikatan, serta rasa aman terhadap pasangan.

Ketiga sistem ini saling berhubungan satu sama lain, meski begitu mereka dapat bekerja secara terpisah. Artinya, jatuh cinta dapat dimulai dari salah satu sistem aja, bukan ketiganya secara bersamaan. Seperti contoh, sistem 'one night stand' bisa terjadi karena aktivitas hormon oksitosin & vasopressin yang dilepaskan selama orgasme berlangsung. Hal inilah yang membuat seseorang merasa memiliki keterikatan yang dalam dengan seseorang. Setelah itu, bisa aja nantinya orang tersebut jadi jatuh cinta dengan pasangan 'one night stand' nya.

Mungkin kita berpikiran kalau cinta hanya romantis pada masa – masa pacaran aja, enggak pada pasangan yang telah lama hidup bersama. Faktanya, penelitian yang dilakukan oleh tim Fischermenemukan bahwa otak masih mengalami aktivitas yang sama pada pasangan yang sudah 20 tahun menikah dengan orang yang baru aja jatuh cinta.

Hubungan romantis juga sangat baik untuk kesehatan. Studi menunjukkan bahwa orang yang sering melakukan hubungan seksual cenderung akan lebih sehat, panjang umur, serta menurunkan resiko jantung koroner dan tekanan darah rendah. Peneliti Fischer juga menemukan bahwa orang yang baru aja jatuh cinta akan lebih mudah dalam merespons dan mengatasi stress daripada orang yang baru patah hati. Tak hanya itu, bagi orang yang telah melewati usia reproduksi, cinta juga membawa manfaat positif bagi kesehatan dan hubungan sosial seperti perasaan optimis, termotivasi, fokus, dan energik.


Information Source :
medicalogy.com

0 comments:

Post a Comment