Wednesday, September 6, 2017


Dulu sewaktu balilta, ibu saya beberapa kali memberikan jamu cekokan supaya nafsu makan katanya. Masih teringat betapa getir dan pahitnya jamu cekokan itu. Dan efek jamu itu mungkin terbawa sampai saat ini, sehingga saya susah mengatur nafsu makan dan akibatnya badan melar... hehe thanks Mom.

Demikian juga dengan ilmu. Saat kita sekolah, mulai SD sampai SMA bahkan bangku kuliah, cekokan ilmu kita santap tanpa bisa memilih. Mungkin tujuannya agar kita punya banyak ilmu sehingga kelak berguna di saat dewasa. Hmmm, apakah demikian? 

Bisa jadi inilah penyebab orang Indonesia tahu semua hal (generalis), namun tidak ahli dan kurang bisa mengaplikasikan pada kehidupan nyata. 

Data Kemenaker menunjukkan bahwa mayoritas atau lebih dari 60% lulusan sarjana di tanah air bekerja di area yang tidak sesuai dengan jurusannya. Lalu buat apa 4-5 tahun kuliah tapi tidak bisa diaplikasikan di dunia kerja yang tidak ada hubungannya dengan ilmu yang dipelajari,

Demikian juga saat kita menjadi seorang entrepreneur/pebisnis. Kadang kita tidak mampu memilih dan memilah ilmu mana yang urgent dan penting untuk lebih dahulu dipelajari. Ilmu mana yang diperlukan disaat yang dibutuhkan. Semua ilmu dilahap, ikut training disini, workshop disana. Hadir di seminar motivasi dan berbagai event komunitas. Yang penting bisa seru-seruan selfi sama temen-temen pebisnis dan posting di sosmed.. hehe.  

Gak salah sih, silahkan menimba ilmu kapan pun dan dimanapun. Jalin silahturahim dan networking juga penting. Namun akan lebih bijak apabila Anda mampu memilih dan memilah mana yang urgent dan penting diikuti. Kita semua punya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Maka gunakan ketiganya dengan efektif dan efisien. 

Dan yang lebih terpenting adalah, KEMAMPUAN dan KEMAUAN Anda untuk mengaplikasikan ilmu dan pengalaman yang didapat. Jika tidak, maka ilmu dan pengalaman yang didapat hanya sekedar wacana dan wawasan tanpa ada dampak pada pertumbugan bisnis dan pribadi.

Wallahualam,
coach Rully Bhaskara
Career Planner & Business Coach 

0 comments:

Post a Comment