Now Discover Your Strengths adalah buku karya monumental Marcus Buckingham
yang dibantu oleh Don Clifton, keduanya, dulunya, peneliti dari Gallup
Organization. Kini Marcus bikin konsultan sendiri, The Marcus Buckingham
Company, sedangkan Don Clifton sudah wafat.
Buku ini adalah
tonggak dari apa yang disebut oleh Marcus sebagai Strengths Revolution,
revolusi dalam mengelola manusia dalam organisasi. Bila biasanya manusia
dalam organisasi dikelola dengan cara meningkatkan kelemahannya agar
menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan - yang menjadi dasar pemikiran
dari apa yang biasa dikenal Competency-Based approach, maka menurut
Marcus manusia dalam organisasi seharusnya diperlakukan sesuai dengan
kelebihan-kelebihan (strengths) yang ia miliki, atau Strengths-Based
approach.
Setelah sekian puluh tahun berkutat di area yang
itu-itu juga, competency-based, dunia manajemen Human Resources kini
mendapat tantangan serius dengan kehadiran Strengths-based approach ini.
Strengths sendiri, atau kelebihan-kelebihan, merupakan paduan dari
skill (keahlian) plus knowledge (pengetahuan) plus bakat (talents) yang
dimiliki seseorang.
Asumsi yang mendasari strengthsbased ini adalah bahwa:
- setiap orang memiliki bakat (talents) yang unik dan bersifat tetap (tidak berubah-ubah)
- potensi pengembangan diri seseorang ada di area yang memang sesuai dengan strengths atau kelebihannya
Karenanya,
menurut Marcus, jangan main-main saat milih pegawai. Skill dan
knowledge dan juga pengalaman kerja bukanlah ukuran yang pas untuk
rekrut karyawan karena keduanya bisa diubah-ubah. Justru bakat-lah yang
menjadi tolak ukur. "Saya ngga punya karyawan tepat untuk mengisi posisi
ini", begitu biasanya alasan banyak manajer, padahal duduk perkaranya
adalah orang yang direkrut sebelumnya memang tidak berbakat untuk
mengisi peran tersebut.
Karena setiap orang unik, maka sudah
seharusnya yang namanya performance management itu fokus pada hasil
kerja, bukan cara kerja. Nggak masalah cara kerja berbeda-beda selama
memang hasil kerjanya memuaskan.
Marcus juga percaya bahwa untuk
mengembangkan karyawan, lebih baik bila disesuaikan dengan kelebihannya
ketimbang memperbaiki kelemahannya. Alasannya simpel, orang lebih
gampang improve bila melakukan sesuatu yang disenanginya. Maka,
memperbaiki kelemahan seharusnya dalam rangka 'mengelola kerusakan',
bukan untuk dimaksudkan mengubah kelemahan menjadi kekuatan, karena
memang tidak mungkin serta membuang waktu dan uang.
Selain itu,
ini yang cukup kotroversial, menurut Marcus tidak perlulah setiap orang
itu naik pangkat, karena belum tentu dengan naik pangkat alias memegang
peran baru, seseorang juga sukses seperti peran lamanya. Mangkanya, agar
hal ini bisa terwujud, selain naik pangkat harus disediakan cara reward
& recognition lain, seperti misalnya naik gaji yang berkelanjutan,
bagi orang-orang yang memang sangat berbakat di suatu peran dalam
pekerjaan.
Dalam buku simpel terbitan tahun 2001 ini juga memuat
34 tema talent (bakat) seseorang, yang merupakan respon spontan yang
berulang-ulang dari seseorang ketika menghadapi sesuatu hal. Karena
berulang-ulang digunakan seseorang sejak kecil, maka tema bakat tersebut
- bila dimanfaatkan dalam bekerja - akan menghasilkan kinerja yang
nyaris sempurna secara berkelanjutan. Selain itu tersedia pula cara
mencari tahu bakat atau talents kita dengan memanfaatkan alat tes online
karya Don Clifton, Strengthsfinder.
Buku setebal 260 halaman ini
merupakan pengantar komprehensif mengenai strengthsbased approach.
Melalui buku ini kita juga berkenalan dengan konsep-konsep psikologi
positif yang biasanya mengusung tema-tema worklife balance, happiness at
workplace dan employee engagement, yang saat ini sedang digandrungi
oleh perusahaan-perusahaan fortune 500.
Wednesday, August 27, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment