Friday, April 17, 2015

Pada suatu siang menjelang sore, group whatsapp alumni SMA mendadak seru dengan perbincangan yang lumayan serius, yaitu SELINGKUH #dhuaar..

Berawal dari postingan picture yang saya kirimkan sebagai berikut:



maka mulailah satu persatu member group memberikan pendapatnya tentang kesetiaan. Sampai pada suatu ketika ada seorang rekan yang memberikan studi kasus sebagai berikut:

"... pernah punya sahabat pria selingkuh dari istrinya satu kali.  Kemudian menyesal dan merasa bersalah... trus dia tanya... haruskah perselingkuhan yg sudah dilakukannya diceritakan ke istrinya? Kalo diceritakan dia takut kebahagiaan keluarga akan ternoda dan mungkin istri tidak akan maafkannya... lebih buruk lagi kemungkinan malah akan berpisah (divorce). Disisi lain jika tidak diceritakan maka dia telah tidak jujur dgn isttinya, lalu apa solusinya? "

Sejenak kami seperti menghela nafas panjang, mulai mencoba berpikir solusi apa yang terbaik bagi situasi seperti itu. Kasus yang disampaikan sebenarnya banyak terjadi disekeliling kita (..atau bisa jadi kita pelakunya..hehe).

Beberapa teman menyarankan untuk mengaku saja, karena kejujuran adalah yang utama dari sebuah pernikahan. Ada juga yang berpendapat bahwa apabila ini terjadi maka sang istri perlu mawas diri. Bisa jadi hal tersebut karena kurang baiknya kualitas komunikasi dan pelayanan dari sang istri (atau sebaliknya). Ada juga teman yang bercerita pengalaman serupa yang dialami saudaranya. Sang istri mau memaafkan suaminya yang telah mengaku berselingkuh, ini kenapa katanya lebih baik jujur.

Saya punya pendapat lain, dan mencoba menempatkan diri sebagai suami pelaku di cerita tadi. Hal pertama yang bisa diambil adalah segera bertobat, tobatan nasuhah. Berjanji tidak akan mengulangi lagi, berjanji bukan kepada manusia, tetapi kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Kedua adalah merubah perasaaan bersalah yang negatif menjadi hal yang produktif. Bahagiakan keluarga, anak dan istri dengan effort yang luar biasa. Setialah pada pasangan, istri yang telah kau ikrarkan di depan Allah. Penuhi apa yang menjadi kebutuhan istri dan anak, raih cita-cita bersama menjadi keluarga samara. Ketiga, adalah bersyukur karena Allah masih menutup segala aib yang dilakukan suami. Janganlah membuka aib apabila memang belum saatnya terbuka. Membuka aib dengan memberikan pengakuan belum tentu solusi terbaik saat ini. Pengakuan justru bisa jadi masalah baru dan mengakibatkan suasana keharmonisan keluarga semakin memburuk.

Teruslah bermunajat dan meminta kepada Allah untuk terus diberikan hati yang bersih, iman yang teguh serta dijauhkan hari hal-hal yang buruk. Selamatkan keluargamu dari api neraka, karena tanggung jawab keluarga, anak dan istri ada pada suami. Jadilah pribadi yang kokoh, tangguh dan jadi panutan keluarga, agar kelak kau selamat dari api neraka, Aamiin.

Wallahualam.

Follow twitter @RullyBhaskara



13:

0 comments:

Post a Comment