Monday, February 19, 2018

Dalam program coaching terdapat framework yang terus menerus dikondisikan agar terjadi perubahan Pola Pikir, Pola Diri dan Pola Aksi pada diri klien, Berikut ini 9 framework dalam coaching program.



1. Perception is projection
Dalam sebuah perusahaan atau bisnis, masalah-masalah yang timbul diakibatkan oleh si pengusaha (Anda) dan para manager-nya sendiri (Anda) sebagai refleksi dari tingkat kesadaran Anda sendiri. So coaching starts from the TOP!!

2. Cause VS Effect
Sangat berguna dan bermanfaat dan ‘very empowering’ buat Anda berada pada posisi ‘cause’ ketimbang berada pada posisi ‘effect’. Berada pada posisi ‘effect’ menyebabkan Anda berada dalam kursi ‘Victim’, sedangkan berada pada kursi ‘Cause’ membuat Anda berada pada posisi membuat ‘pilihan-pilihan’ or choices sehingga Anda menjadi ‘Victory’ atau memiliki power untuk merubah response Anda. Not blame others, not blame yourself.

3. Respond VS Reactive
Think about word ‘Responsibility’… Berasal dari kata-kata Respond-Ability… Kemampuan Anda me-respond suatu kejadian atau peristiwa dalam hidup Anda. Tidak mungkin mencegah segala event/peristiwa yang terjadi pada diri Anda tetapi Anda bisa memilih respond Anda. Kemampuan Anda me-respon tergantung dan berbanding lurus dengan tingkat kesadaran Anda. Reactive biasanya adalah refleksi dari pola-pola lama atau kebiasaan-kebiasaan yang selama ini menghambat Anda.

4. Reasons VS Results
Dalam kebanyakan perusahaan, ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik maka biasanya mudah sekali mencari ‘kambing hitam’ mengapa sesuatu itu tidak berjalan, alias mencari ‘reasons’ atau alasan mengapa segala sesuatu tidak berjalan dengan baik sehingga tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Dalam bisnis, olahraga atau karir dan dalam kehidupan hanya ada dua pilihan, ‘either you have results or you have reasons why you didn’t get the results’.

“The fact is the results are the only thing that have any meaning in business and reasons don’t mean anything. Either you get it (what you say you will) or you don’t, and then you have excuses, there are no good excuses. In either case, you get to be right.”

5. Intention VS Results
Sangat sering orang banyak membuat janji-janji tetapi tidak melaksanakan janji-janji tersebut. So, what you often have is a series of broken agreements. They say, “I’ll do it if I can.” –or- ‘I’ll try….

Luke Skywalker…No try…You do or You don’t…” – Yoda

6. Keeping Agreements
Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, maka segala sesuatunya tentu saja tidak berjalan karena ‘fundamental agreement’ tentang program ini telah Anda langgar. 

The broken agreements need to be reworked or remade. You can use this formula:

Did you know that we had an agreement?
Did you know you broke an agreement?
Are you willing to remake the agreement?

7. Surrender to Coaching Process
Proses coaching dimulai dengan Anda berserah diri dan memiliki kepercayaan penuh untuk mempercayai proses coaching berjalan dan mempercayai COACH Anda. Sangatlah sulit untuk melatih seseorang yang tidak mempercayai proses coaching dan justru ingin mengontrol process coaching tsb.

Ada 2 kemungkinan mengapa Anda selama coaching program berlangsung reluctant untuk meyakini dan mempercayai process coaching ini:

You think you know IT ALL already and that I can’t coach you
You think that you do not have capability and resources to face a change

Ciri-cirinya orang yang tidak mempercayai proses coaching ini adalah sbb:

I don’t know if coaching is for me
I don’t understand what is coaching and what it is supposed to do for me
I don’t know if I can ever improve and learn to be better
I don’t have the energy and time to put into it

8. Responsibility
This is a very interesting frame. Kata-kata responsibility adalah kata-kata yang indah dan mudah diucapkan tetapi memiliki implikasi yang cukup hebat. Kata ini bukanlah ‘blameful, shameful, or a burden or even a sacrifice. Responsibility untuk mendukung Anda sebagai seorang client kami. Tetapi responsibility yang sesungguhnya adalah datang dari dalam diri Anda sendiri. The more responsibility you take, the more support, you will get from your surroundings.

A saying ‘GOD can only help those who are willing to help themselves’, berlaku dalam context responsibility ini.

Baik kami sebagai COACH Anda dan Anda sebagai Client kami, take TOTAL responsibility apa yang terjadi selama coaching program ini berlangsung. Sampai ini diberlakukan maka proses ini akan berjalan dan menghasilkan.

By the way, responsibility bermakna bahwa Anda lah yang bertanggungjawab menjalankan strategy-strategy yang telah direncanakan, bukan COACH Anda. Kalau Anda menyerahkan ‘responsibility’ maka Anda juga harus menyerahkan otoritas yang berada bersama responsibility tsb. Responsibility equals authorization.

9. Support VS Sabotage
Frame yang sangat penting.
Dalam process ini, ada dua pilihan, Anda sendiri yang mensabotase-nya atau Anda yang mendukung process ini.

Anything less than total support is sabotage.

Sebagai seorang COACH, kami mengawasi Anda dari balik tirai ketika Anda sedang menjalankan ‘Tasking’ atau Tugas yang diembankan kepada Anda dari kami.

And if you really believe you can’t do it to a 100%, maybe that you do not want to assume responsibility for your success. 100% means total support and commitment to yourself. That means total support.

sumber: Coach Margetty



----- 

Hubungi Nahla Coaching Firm (NCF) hotline WA 082.111.212.272 untuk mendapatkan satu jam FREE Coaching Session untuk pertumbuhan pribadi, karir, bisnis dan perusahaan luar biasa tahun ini.





0 comments:

Post a Comment