Wednesday, January 6, 2021

Bayangkan Anda sudah berinvestasi Milyaran Rupiah untuk membangun suatu pom bensin. Ternyata, suatu ketika ada pembangunan jalan tol sehingga jalan tempat pom bensin Anda berada bukan lagi menjadi jalan utama. Otomatis sekarang Pom bensin sepi bahkan mulai merugi.

Lalu, ada seorang pembeli yang menawarkan untuk membeli pom bensin Anda, tapi harga yang ditawarkan 1/10 dari biaya yang Anda sudah keluarkan untuk membangun dulu. Apakah Anda akan menerima tawaran ini?

Jika Anda menjawab "tidak" maka bisa jadi Anda sedang terjebak dalam fenomena Sunk Cost Fallacy.

Sunk Cost Fallacy adalah sebuah kecenderungan untuk melanjutkan sesuatu, karena Anda sudah menginvestasikan banyak uang, waktu, atau tenaga padanya. Pada kasus pom bensin diatas, Anda jadi ragu untuk menjual pom bensin karena sudah menginvestasikan Milyaran Rupiah, dan banyak tenaga untuk membangunnya. Padahal, posisi pom bensin sekarang merugi, dan prospek masa depan juga tidak jelas.

Untuk mengatasi sunk cost fallacy kita perlu melihat opportunity cost yang terbuang kalau kita ngotot untuk mempertahankan suatu opsi. Pikirkan alternatif masa depan yang lebih baik, dan buat rasionalisasi sebaik mungkin. Jangan terjebak Sunk Cost Fallacy.

” The amount you already spent is irrelevant. What matters is what the benefit will be ”

Nah bisa jadi 'pom bensin' diatas adalah bisnis kita yg faktanya semakin meredup ditengah pandemi saat ini. Akankah kita kekeuh mempertahankan bisnis tsb meskipun terus merugi (tidak cukup labanya). Atau sdh waktunya move on ke alternatif bisnis lain yg lebih prospek di era saat ini?

Love the business, NOT your product. Your business is NOT about your product/service, it’s about your customers.

Nah, untuk mengatasai sunk cost fallacy, kita harus melihat OPPORTUNITY COST yang terbuang kalau kita ngotot untuk mempertahankan suatu opsi. 

Pikirkan alternatif masa depan yang lebih baik, dan buat rasionalisasi sebaik mungkin.


Wallahualam

*diadaptasi dari newsletter one percent

0 comments:

Post a Comment