Wednesday, February 26, 2020

Sebagai business advisor, menjadi tugas kami untuk memberikan gambaran dan saran kepada pemilik/calon pemilik bisnis dengan metoda coaching. Gambaran berupa kondisi baik (peluang) dan kondisi buruk (resiko) yang bisa terjadi dalam perjalanan bisnis.

Sudah menjadi hukum alam, bahwa selalu ada 2 hal yang bertentangan, seperti: baik buruk, sukses gagal, untung rugi dan sebagainya. Demikian juga dalam bisnis, selalu ada peluang yang perlu dioptimasi dan tentunya ada resiko yang perlu dikelola dengan baik. Dua hal ini sama pentingnya, sehingga perlu diketahui oleh pebisnis/calon pebisnis. Tujuannya adalah agar pebisnis/calon pebisnis siap menghadapinya, siap sukses dan siap gagal. 


Namun entah kenapa banyak motivator bisnis yang mengajak dan memotivasi peserta seminar/workshopnya untuk segera membuka bisnis, modal kartu nama atau iklan di medsos, tanpa modal pun bisa katanya. Dan seringkali tanpa mengungkap sisi resiko atau potensi negatinya. Hanya menyampaikan kisah sukses penuh semangat. "Bisnis itu yang penting action, action dan action!" Pernah mendengar atau mengalami hal seperti ini? 

Apalagi jika yang berbicara adalah seorang pebisnis yang menawarkan peluang bisnisnya. Mengajak para peserta seminar untuk bergabung dalam bisnis yang telah berjalan dengan iming-iming keuntungan di depan mata. Hari ini jual langsung untung singkatnya. Memang tidak ada yang salah dengan hal ini, karena memang fungsi seorang motivator bisnis memang untuk memotivasi dan menyakinkan seseorang untuk segera membuka bisnis. 

Lalu apa hubungannya dengan kami sebagai business advisor? Mengapa banyak motivator bisnis seakan "memusuhi" kami? Mengapa kami dianggap mematahkan semangat dan seakan menakut-nakuti calon pebisnis dengan pertimbangan resiko dan perencanaan bisnis yang tepat? Benarkah demikian?

Well, sebenarnya tidaklah demikian. 

Business advisor sesuai tugas dan fungsinya adalah memberikan gambaran dan saran kepada para pemilik bisnis dengan metoda yang efektif. Salah satunya dengan metoda coaching. Namun keputusan diserahkan sepenuhnya kepada pemilik bisnis. 


Sehingga posisi business advisor disini bagaikan pedal rem, sedangkan posisi motivator bisnis adalah bagaikan pedal gas pada sebuah motor ataupun mobil/kendaraan lainnya. Business advisor cenderung membicarakan hal-hal yang realistis berdasarkan data dan fakta serta kondisi yang terjadi pada bisnis kelak. Karena satu hal yang pasti bisnis bisa gagal apabila tidak dikelola oleh orang yang tepat, dan tidak dijalankan dengan perencanaan yang matang.

Bisnis yang berhasil tanpa perencanaan dan pengelolaan yang benar bukan menjadi pembenaran bahwa bisnis tidak perlu direncanakan atau dikelola dengan baik. Semua bisnis memiliki karakter yang berbeda, latar belakang yang berbeda, pasar yang beda, manajemen yang beda, sehingga memerlukan hadirnya leadership dan planning dalam sebuah bisnis.

Tentu bisnis dimulai dengan tujuan agar bisa bertahan dan terus bertumbuh bukan? Tidak sekedar buka lalu beberapa bulan kemudian terpaksa tutup. Sehingga dengan demikian bisnis perlu direncanakan sebelum dimulai dan dikelola dengan baik agar terus bertumbuh.

Apa saja yang perlu direncanakan sebelum bisnis dimulai dan selama bisnis berjalan?

Ada dua hal penting yaitu Perencanaan Keuangan dan Perencanaan Bisnis yang memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda, yaitu fungsi rem dan gas.

Perencanaan Keuangan fungsinya adalah rem, atau membuat kecepatan bisnis melaju agak berkurang sejenak untuk mengetahui kondisi kesehatan bisnis, dalam hal ini kesehatan keuangan bisnis. Apakah cukup modal, apakah cukup cash flow dan adakah dana cadangan? Menganalisa resiko-resiko yang bisa terjadi dalam bisnis.

Perencanaan Bisnis fungsinya adalah gas, atau membuat kecepatan bisnis bertambah dalam meraiih peluang-peluang bisnis yang ada. Kecepatan dalam eksekusi perencanaan sangat penting, melihat momentum yang tepat, serta menentukan model bisnis yang dinamis sesuai perkembangan jaman. Senantiasa fokus pada peluang yang bisa didapat dalam bisnis.


Sehingga perlu adanya kontrol diantara kedua hal penting diatas, agar selaku business owner mampu memegang kendali kapan harus mengerem sejenak bisnis dan kapan harus melesat menginjak gas. Instrumen kendali atau kontrol yang diperlukan antara lain:

- Perencanaan Modal 
- Perencanaan Investasi
- Perencanaan Pajak
- Keuangan Bisnis vs Pribadi
- Manajemen Resiko Keuangan
- Manajemen Utang 

Sampai disini, masih mau naik kendaraan tanpa pedal rem? Masih perlukah memusuhi kami sebagai business advisor? 

Sejatinya kami adalah penyeimbang/balancer, agar bisnis berjalan dengan aman dalam kecepatan yang tepat. Tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Sehingga dapat mencapai tujuan dengan selamat dan sejahtera, insya Allah.


Salam Sukses Penuh Keberkahan

Rully Bhaskara
Certified Business Coach

#nahlacoachingfirm
#yourvaluepartner
#certifiedbusinessadvisor
#financialplanning

0 comments:

Post a Comment