Friday, February 7, 2020

Melanjutkan tulisan sebelumnya, maka berikut ini penjelasan jika pemilik bisnis dan pimpinan perusahaan hanya fokus pada satu pilar alat ukur kontrol keuangan bisnis.


Jika kita terlalu fokus pada REVENUE/OMSET, maka tim perusahaan bisa jadi akan terlihat sibuk dengan rutinitas bisnis karena banyaknya order penjualan/kontrak pekerjaan yang didapat. Disisi lain, mungkin saja orderan banyak karena tim sales melakukan strategi "banting harga" untuk meningkatkan jumlah pembelian/penjualan. Maka dengan harga yang ditekan, margin profit /laba menjadi tipis atau bisa jadi minus di akhir periode. Cash flow juga bisa terganggu jika pembayaran tidak tunai/mundur alias banyak piutang. Pada akhirnya biaya operasional bisnis tidak terbayarkan karena profit tipis dan dana kas yang tidak tersedia pada waktunya.


Jika kita terlalu fokus pada PROFIT, maka perusahaan akan memberlakukan target profit optimal pada setiap penjualan sehingga bisa jadi bisnis menjadi tidak kompetitif menghadapi persaingan di pasar. Mendapatkan profit besar memang bagus bagi bisnis, namun memerlukan produk/jasa yang unik dan memiliki value yang tepat sesuai apa yang dibutuhkan pelanggan. Disisi lain, bisnis memerlukan prospek/lead customer yang jumlahnya cukup untuk mendatangkan omset penjualan/revenue. Kondisi kekurangan revenue/omset tentu akan mengganggu cash flow yang berdampak pada pembayaran biaya-biaya operasional.


Jika kita terlalu fokus pada CASH FLOW, maka perusahaan akan terlihat selalu mempunyai cukup uang untuk membiayai operasional bisnis sehingga bisa bertahan dari waktu ke waktu. Namun disisi lain, pada akhir periode/tahun bisnis bisa mengalami kerugian karena ternyata Profit/Laba yang dihasilkan dari Omset Penjualan tidak cukup untuk menutupi total jumlah biaya pada akhir tahun. Hal ini berdampak tergerusnya modal dan nilai stok bisnis untuk menutupi biaya operasional. Perusahaan mungkin bisa bertahan, namun dengan kondisi kesehatan keuangan merugi. Sehingga bisnis tidak mampu bertumbuh dan tidak mampu memiliki tambahan aset. Bahkan kemungkinan justru akan kehilangan aset, terjual untuk menambah kekurangan modal.

Realitanya banyak business owner menganggap Cash Flow is the King, hal ini tidak salah karena memang business perlu cash flow untuk mampu bertahan dari bulan ke bulan dengan terbayarnya segala biaya rutin operasional. Namun perlu diingat, bahwa selain bertahan, bisnis juga perlu mampu bertumbuh dan memiliki aset.

Sehingga sebagai business owner dan leader di perusahaan, perlu seimbang dalam memperhatikan progress ketiga pilar alat ukur kontrol keuangan bisnis diatas. Ketiganya perlu dipantau setiap bulan, agar memberikan dampak yang optimal dalam mewujudkan kondisi perusahaan yang sehat dan mampu bertumbuh dan berkelanjutan (sustainable).

Salam Sukses Penuh Berkah
Rully Bhaskara
Certified Business Coach

Nahla Coaching Firm
#YourValuePartner

0 comments:

Post a Comment