Thursday, February 6, 2020

Sebagai pemilik bisnis dan pimpinan perusahaan, minimal Anda memiliki 3 pilar alat ukur kontrol dan evaluasi, yaitu:

1. Revenue atau omset pendapatan
2. Profit atau laba
3. Cash Flow atau arus kas

Mungkin lebih mudah bagi pemilik bisnis untuk fokus pada satu alat ukur diatas untuk mengevaluasi kesehatan bisnis, namun hal tersebut bisa menyesatkan bahkan merugikan Anda. Jika salah satu dari ketiga pilar alat ukur evaluasi ini memburuk kondisinya, maka dapat menyebabkan Anda sakit kepala bahkan secara perlahan bisa membunuh bisnis.

Prioritas manakah dari 3 pilar alat ukur kontrol diatas saat kita ingin menumbuhkan bisnis secara sehat dan sustainable?


Sebelum lanjut, ada baiknya kita refresh apa fungsi dari masing-masing alat ukur tersebut:
a. Revenue, berfungsi untuk memastikan bisnis memiliki cukup pasokan pendapatan dari hasil penjualan, sehingga seluruh aktifitas rutin bisnis berjalan.

b. Profit, berfungsi untuk menutup/membayar biaya-biaya, mengembalikan modal, melunasi pinjaman (jika ada) dan menambah aset di akhir periode bisnis.

c. Cash Flow, berfungsi untuk memastikan kelancaran ketersediaan dana untuk membayarkan biaya operasional secara periodik sesuai waktunya.

Banyak bisnis terperangkap dalam krisis Cash Flow. Mereka terlalu fokus pada pendapatan dan tidak cukup pada pemahaman kapan uang tunai akan masuk di rekening bank untuk membayar biaya-biaya. Kondisi terlalu banyak piutang membahayakan stabilitas arus kas bisnis.

Demikian juga, profit bisnis dapat menjadi sangat tipis ketika bisnis saling bersaing di pasaran untuk meraih pelanggan. Juga ketika terjadi penurunan produktivitas atau biaya operasional menjadi lebih tinggi dari yang diperkirakan. Memiliki pendapatan meskipun mungkin lebih baik daripada tidak sama sekali ketika tagihan/biaya terus menumpuk. Tetapi, sayangnya, ketika biaya lebih dari yang dianggarankan, maka perusahaan akhirnya akan mengalami kerugian. Terlalu banyak penjualan yang tidak menguntungkan (profit tipis) akan menenggelamkan perusahaan. Di beberapa perusahaan, pencapaian profit tidak terpantau secara periodik. Sehingga seringkali di akhir tahun baru terkuak fakta bahwa perusahaan tidak cukup memiliki profit alias merugi/loss.


Perusahaan (baca: pemilik bisnis) juga terkadang percaya bahwa mereka sehat secara finansial ketika cash flow mereka lancar dan ada profit. Uang seakan terus mengalir dan tim perusahaan terlihat sibuk karenanya. Tetapi jika mereka tidak cukup mengupayakan agar bisnis memiliki saluran pendapatan baru dan cukup banyak. Kekurangan jumlah pelanggan atau nilai penjualan menurun. Sehingga karena hal ini bisa jadi tim perusahaan akan menganggur karena tidak adanya order/pekerjaan. Lalu pada akhirnya perusahaan tidak memiliki cukup uang dalam jangka panjang untuk bertahan dalam bisnis.

Jadi, pada akhirnya, sebagai pemilik bisnis dan pimpinan perusahaan, pastikan Anda mengawasi aliran pendapatan/revenue yang diharapkan, cukupnya jumlah profit/margin keuntungan, dan mempertahankan kondisi cash flow stabil secara berkelanjutan. Ketiga pilar ini sangat penting agar bisnis yang sehat dan bertumbuh kembang semakin besar.

Lalu apa dampaknya jika kita terlalu fokus pada salah satu pilar alat ukur kontrol keuangan bisnis diatas. Simak kelanjutan artikel ini di link berikut.

Salam Sukses Penuh Keberkahan
Rully Bhaskara
Certified Business Coach

Nahla Coaching Firm
#YourValuePartner

0 comments:

Post a Comment