Saturday, February 13, 2021

Long weekend kali ini saya kangen sajian sop buntut Mang UU di kota Bogor. Sebuah kedai sederhana namun menyajikan sop buntut yang istimewa. Porsi cukup besar, dagingnya empuk, dan kuahnya menyegarkan. Plus harganya yang tergolong cukup terjangkau.

Setiap hari kedai sederhana ini buka jam 9 pagi dan kalo sedang ramai, maka jangan harap makan siang di kedai ini ya, sudah sold out. Dan harus nunggu esok hari, karena kedai sop buntut mang UU ini tidak membuka cabang.


Digawangi oleh ibu dan anak-anaknya, kedai sop buntut ini memberlakukan nomor antrian. Baik untuk yang makan didalam kedai (dine in) maupun untuk yang dibungkus (take away). Tamu yang datang ambil kartu antrian dan menunggu panggilan untuk memesan dan menunggu pesannya. Nomor antrian dibuat hanya sampai 30, dan diulang lagi ke nomor 1.

Di hari libur, kedai ini sudah nampak ramai mobil yang berjejer parkir memesan. Dan dimasa PSBB/PPKM, banyak yang memesan take away. Karena adanya pembatasan jumlah tamu yang makan didalam kedai.

Ada yang memesan sampai 20 bungkus untuk dibawa pulang. Dan ada juga yang memesan dimakan di dalam mobil yang berjejer di depan kedainya.


Saat saya sampai kedai sekitar jam 10, ternyata mendapatkan nomor antrian 7, yang ternyata nomor sudah berulang (reset) 2x. Saat itu sedang melayani antrian nomor 23, artinya ada 14 orang antrian didepan saya... haha, sabar.

Sekitar 20 menitan saya harus rela menunggu dan akhirnya nomor saya dipanggil alhamdulillah.

Insight kisah diatas, selain ketekunan owner dan tim, serta kualitas rasa, maka ada beberapa hal yang menarik:

1. Limitasi waktu dan ketersediaan porsi yang dibatasi
Kedai mang UU tidak buka cabang dan hanya membuat porsi yang hampir pasti akan habis 2-3 jam saja. Menjadikan pelanggan rela antri dengan sabar. Menjadi eksklusif dan bikin kangen karena hanya ada di 1 lokasi dan terbatas jam operasinya.

2. Pemberlakuan nomor antrian
Dengan adanya nomor antrian, tamu akan terlayani sesuai kedatangan. Sehingga ada kepastian saat menunggu antrian. Nomor antrian dibatasi 30 lalu mulai lagi nomor 1, cerdas.

3. Pelayanan ramah dan sistematis 
Ibu yang melayani, sigap mengenali pesanan setiap tamu lalu berkomunikasi dengan anak-anaknya yang bertugas meracik sop. Ibu ini selain menerima pesanan, juga menerima pembayaran. Namun dilakukan secara sistematis sehingga akurat tidak terkesan amburadul.

Dengan keunggulan kualitas yang didapatkan konsumen, maka value sop buntut mang UU melebihi harganya yang hanya Rp.38.000 per porsi. Kondisi ini disebut sebagai Value > Price. 



Lokasi kedai memang strategis dipinggir jalan. Namun saya rasa jikapun mereka pindah ke rumahnya yang nyempilpun, pelanggan akan rela mendatanginya.

Kedai Sop Buntut Mang UU salah satu icon kuliner Bogor yang sayang dilewatkan jika berkunjung ke Bogor. Highly recommended.

Semoga bermanfaat.

Wallahualam,
Rully Bhaskara
Certified Business Coach

Dapatkan info inspirasi baru dari blog ini dgn join bit.ly/followrullybhaskara

0 comments:

Post a Comment